Minggu, 20 Desember 2015

Dinas Pendidikan dan Pengajaran Deiyai bagi Seragam Sekolah


Yinudoba, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Deiyai tahun anggaran 2015, membagikan seragam sekolah kapada  sejumlah sekolah Dasar negeri maupun  swasta yang adan di Kabupaten Deiyai,


kegiatan penyerahan seragam sekolah tersebut dilakukan secara simbolis serahkan kepada  sejumlah kepala sekolah  negeri maupun swasta di halaman Kantor Dikjar Kabupaten Deiyai Tigido,Jumat, 30/11/2015 belum lama ini.


Ancela Pekey Kepala Sekolah SD YPPK Yinudoba, kepada media mengatakan, Seragam sekolah tersebut terdiri dari pakaian seragam merah putih dan seragam pramuka yang diperuntukan bagai anak didik sekolah dasar, baik laki-laki maupun perempuan dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.


lebih lanjut,dikatakan bahwa maksud dan tujuan dibagikannya seragam sekolah ini sebenarnya ada tiga hal yang harus dicapai oleh Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten  Deiyai melalui pembagian seragan sekolah ini yakni :


Pertama adalah untuk menyeragamkan siswa,Maksudnya agar tidak ada perbedaan antara siswa yang mampu dan kurang mampu, karena pakaian yang digunakan sama. Jadi, tidak ada siswa yang menggunakan pakaian mewah yang mencolok.


Kedua adalah untuk melatih kedisiplinan  siswa. Biasanya seragam sekolah itu juga ada atribut pelengkap, seperti dasi, topi, dan lain-lain. Nah, kelengkapan itu menujukkan kita disiplin atau tidak. Misalnya apakah kita menggunakan atribut sesuai peraturan atau tidak. Jika iya, berarti kita bisa dinilai disiplin karena mengikuti peraturan sekolah.


Ketiga adalah sebagai identitas  seorang pelajar. Dengan menggunakan seragam sekolah , orang akan tahu kalau kita adalah pelajar. Di sekolah swasta, seragam yang digunakan biasanya berbeda-beda tiap sekolah. Maka dari itu, seragam sekolah swasta juga bisa jadi identitas sekolah atau penanda, mana murid sekolahnya dan mana yang bukan. (Yosep Badii/KP)

Jumat, 18 Desember 2015

Honor Belum Dibayar 67 Aparat Kampung Deiyai Gelar Aksi Demo


Kabar Pugay Deiyai, aparat kampung dari 67 kampung menggelar aksi demo menuntut honor Triwulan 3 dan 4 yang belum dibayar oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) Kabupaten Deiyai didepan Kantor Polisi Sektor Tigi Waghete Kabupaten Deiyai, 18/12/2015,

aksi demo tersebut menuntut agar pihak kepolisian segera menangangi masalah ini, sebab kami kepala Kampung dan Kepala suku sangat berperan di lapangan mengamankan segala masalah dikampung sehingga Daerah Deiyai ini aman, Ujar kapala2  kampung kepada polsek tigi,


Petugas Reserse Polsek Tigi menyampaikan kepada para aparatur kampung agar, masalah ini kami tidak bisa intervensi kalau hanya sepihak, oleh karena itu hadirkan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat kampung (BPMK) Kabupaten Deiyai baru kami bisa luruskan persoalan ini,ujarnya,


Namun para aparatur kampung tetap ngotot agar hak mereka selama 2 triwulan harus dibayarkan karena itu adalah hak kami, kata seorang kepala kampung dan sebagai aksi protes sempat mereka memalangkan jalan utama depan polsek waghete 1 menuju ke Yaba,


Kepala Kampung Yinudoba Yulius Bobii kepada media ini mengatakan, tidak terlepas dari dana ABPD Kampung dari Pak Presiden Yokowi, Honor yang selama ini kami terima itu adalah hak kami sebagai aparatur kampung yang mengabdi kepada Bangsa dan Negara.

Dikatakan lagi bahwa dana APBD Kampung yang kami terima itu adalah Uang kegiatan, bukan bayar honor aparatur kampung, ada juga honor dari dana APBD Kampung itu tapi yang dapat adalah bagi  mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan, Katanya.

Salah satu staf BPMK Deiyai ketika dimintai keterangan mengatakan, honor itu adalah hak  dari para  aparat kampung dan RT/RW, sehingga mau tidak mau harus dibayarkan karena ini tinggal 5 hari lagi sudah mau merayakan natal, selain itu dikatannya, honor aparatur kampung bersumber dari RKA BPMK Deiyai APBD 2015 sedangkan dana Kampung/APBD Kampung itu bersumber dari APBN pusat,


Lebih lanjut dikatakan bahwa Kepala BPMK Deiyai jangan samakan antara dua sumber dana ini, kalau honor Kepala Kampung dibebenkan ke APBD Kampung yang sumber dananya dari APBN apakah ada juknis penggunaan karena setahu kami APBD kampung itu uang kegiatan sehingga yang dapat honor adalah mereka terlibat dalam kegiatan saja,


Kalau keputusan kepala BPMK Deiyai bahwa APBD Kampung Triwulan IV Bulan Desember dikhususkan hanya bayar Honor Aparatur kampung berarti hal ini sangat melanggar aturan karena seluruh kampung ada sisa pekerjaan yang belum diselesaikan menunggu dana cair….dan kemanakah ? hak aparatur kampung dan RT/RW itu…… Jawaban ada pada kepala BPMK Deiyai seraya menambahkan. (penulis redaksi:www.kabarpugay.blogspot.co.id)

Kamis, 03 Desember 2015

Mengapa Manusia Berfilsafat?

Sadar atau tidak sadar kita sebetulnya sudah menjalankan sebuah proses yang mendalam kegiatan berfilsafat. Namun memang ada yang membedakan diantara prosesnya itu. Ada orang-orang yang benar-benar mendalam filsafat hingga ke dalam berbagai ilmu. Sesuai dengan jargon yang mengatakan bahwa filsafat adalah induk dari segala ilmu. Tak bisa dipungkiri bahwa filsafat bisa membawa seseorang pada puncak yang lebih stabil, artinya seseorang mampu memahami apapun yang ada di depan mata dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam dirinya. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidak belajar filsafat secara khusus? Jawabnya adalah bahwa tidak ada manusia yang tidak berfilsafat. Semua aspek yang dilakukan manusia tidak bisa lepas dari aktivitas filsafat. Sesuai dengan makna kata filsafat itu sendiri bahwa filsafat adalah cinta kebijaksanaan. Ini artinya bahwa menuju kebijaksanaan tersebut memiliki proses yang harus dipikirkan oleh manusia untuk mencapainya. Akal sebagai alat primer dari diri manusia sekaligus pembeda dari semua makhluk yang ada, selalu mengajak manusia untuk melakukan proses pencarian jawaban terhadap apa yang dipertanyakannya. Maka dari itu, siapapun kita, pada kenyataannya mengalami sebuah proses berfilsafat. Memang dalam ranah yang signifikan jelas membedakan. Tapi bukan berarti seseorang menolak dirinya berfilsafat atau bahkan membenci filsafat itu sendiri. Misalnya saja, ketika seseorang menyelesaikan masalah yang dihadapainya, mau tidak mau ia harus menghadapinya. Proses menghadapi inilah yang nantinya menimbulkan banyak pertanyaan; mengapa ini bisa terjadi? Siapa yang mampu membantu menyelesaikan masalah ini? dan hingga nanti berujung pada tingkat yang diinginkan yakni kebijaksanaan menghadapai masalah itu. Itulah sebabnya mengapa manusia berfilsafat.
Sebetulnya ini tidak bisa menjadi sebuah pertanyaan jika kita menanyakan sebuah alasan karena mengingat bahwa filsafat memang sudah benar-benar sebagai fitrah manusia. Filsafat itu adalah proses berpikir. Manusia sebagai makhluk yang berpikir sudah jelas akan mengaktualisasikan apa yang ia miliki. Bahkan itu sudah menjadi sesuatu yang otomatis dalam diri manusia. Hanya saja yang membedakan adalah ketika seseorang membatasi filsafat itu dalam dirinya. Ketika kita mendengar orang-orang yang tidak suka filsafat, atau menganggap filsafat sebagai ajang menuju kesesatan berpikir. Sehingga pada lapangan banyak ditemukan mereka-mereka yang belajar filsafat itu mengarah pada hal yang negatif. Paradigma inilah yang semestinya diluruskan dalam diri kita; lingkungan dan negara bahwa dengan berpegang pada sistematis filsafat maka mampu membimbing manusia menuju arah yang lebih baik. Filsafat seperti apa? Filsafat yang memang didasari dengan berbagai teori mendasar yang mampu membimbing secara bertahap menuju kebaikan itu sendiri.

A.    Alasan Manusia Berfilsafat
Manusia sebagia makhluk berakal sudah menjalani proses aktualisasi akal secara sadar atau tidak. Karenas sejatinya manusia berfikir adalah sebuah fitrah. Artinya, sebuah kejelasan yang pasti dilakukan manusia berpikir. Dalam pembahasan kali ini, mengarah pada pertanyaan apa alasan manusia berfilsafat? Sebetulnya bukanlah sebuah pertanyaan yang bisa dijawab dengan mudah. Mengapa kami katakan seperti itu? Karena alasan manusia berfilsafat kembali pada individu masing-masing. Tapi bukan berarti kita mengatakan bahwa tidak ada jawaban yang umum (universal). Memang ada, hanya saja pembahasan yang ditujukan hanya pada akal dan fitrah manusia. Oleh sebab itulah, dalam pembahasan kali ini, kami hanya membahas  pada pokok pembahasan universal yang mengarah pada alasan umum manusia berfilsafat.
Fitrah Manusia Sebagai Makhluk Berpikir
Manusia sebagai makhluk yang dibedakan dari makhluk lainnya memiliki satu keunggulan yang berlebih, yakni akal. Dengan akal sebuah kebenaran bisa dicapai melalui proses yang dilakukan manusia itu sendiri. contohnya; ketika manusia mempertanyakan keberadaan dirinya. Hal semacam ini sudah menjadi kodrati manusia, hal semacam ini pula pernah ternyata pada seorang nabi yang telah kita ketahui yakni Ibrahim A.S. Yang memeprtanyakan keberadaan Tuhan melalu objek yang diamatinya. Oleh sebab itulah, pada kenyataannya manusia akan mempertanyakan setiap apa yang ada di depan matanya secara tiba-tiba. Aka tetapi jika ia sudah begitu memahami yang satu ini, maka ia akan mencoba mencari sesuatu yang lain lagi. Dalam filsafat kegiatan manusia adalah bertanya dan bepikir. Mempertanyakan setiap yang ia hadapi, yang kemudian akan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan baru hingga mengantarkan dirinya pada sikap kebijaksanaan itu. Ini dikarenakan proses yang ia lalui. Lalu menemukan jawaban apa yang semestinya ia lakukan, bukan dengan memaksakan diri pada proses yang memberatkan dirinya.
Sekali lagi, sebelum kita membahas lebih jauh mengenai filsafat itu, kami ingin mengatakan bahwa alasan-alasan filsafat ini bisa saja mendapatkan jawaban berbeda yang dimiliki oleh setiap individu. Hanya tergantung dari mana ia mengambil sudut pandangnya. Namun dalam kesempatan ini pula, kami memiliki beberapa alasan mendasar yang mengarah pada alasan manusia berfilsafat.
Kali ini kita akan melihat sudut pandangan filsafat dari asal filsafat itu sendiri. Dalam kehidupan manusia, ada faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni sebagai berikut:
1.      Keheranan
Salah satu sifat manusia yang satu ini adalah sebuah fitrah artinya memang sudah menjadi dorongan tersendiri ketika seseorang menemukan sesuatu yang baru. Banyak filosof-filosof mengawali dirinya dengan menunjukkan rasa keherananya pada sesuatu yang baru. Dalam bahasa yunani Thaumasia sebagai asal filsafat. Juga dalam perkataan plato “ mari kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan untuk menyelidiki. Dari penyelidikan ini berasal filsafat.”
Dari pernyataan Plato, bisa kita ambil sebuah kesimpulan bahwa rasa heran ini mampu mengantar manusia pada proses berfilsafat. Wajar saja kalau sesuatu hal yang baru kita ketahui menjadi sebuah pertanyaan besar bagi seseorang.
2.      Kesangsian/keraguan
Ada beberapa filosof yang ragu atas sesuatu yang dia hadapi, seperti Augustinus (254-430 M) dan Rene Descrates (1595-1650 M) menunjukkan bahwa kesangsian adalah sebagi sumber utama pemikiran. Dengan adanya keraguan ini, maka membuat seseorang mempertanyakan kembali setiap yang ia hadapi. Awal sikap ini ditunjukkan dengan keheranan lalu kemudian muncul keraguan. Seolah pertanyaan akan muncul “apakah ini suatu kebenaran? Karena mungkin seseorang akan beranggapan bahwa ia sedang ditipu oleh panca indranya. Lalu muncul lagi pertanyaan, hingga mencapai keyakinan yang ia anggap benar. Oleh sebab itulah dunia ini penuh dengan berbagai pendapat, keyakinan, dan interprestasi.
3.      Kesadaran Akan Keterbatasan
Manusia sering kali kali akan mulai merenungkan segala sesuatunya jika ia berada pada titik yang sudah membatasi dirinya. Kadang asumsi muncul dalam benaknay seseorang akan kehidupan yang dijalaninya. Ia menyadari bahwa dirinya begitu kecil dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Manusia akan merasa dirinya sangat terbatas dan terikta oleh ruang dan waktu. Hingga dengan kesadaran akan keterbatasan inilah ia akan memulai melakukan kontemplasi terhadap yang ia hadapi. Hingga nanti pada akhirnya ia akan mempertanyakan di luar manusia yang terbatas pasti ada yang tidak terbatas.
Kesimpulan
            Akal sebagai sebuah alat primer yang dimiliki manusia, yang menuntun manusia untuk selalu berpikir terhadap sesuatu yang ditemukan, dirasakan, dan yang benar-benar menjadi sebuah pertanyaan bagi diri seseorang. Berfilsafat bukanlah sebuah kegiatan yang hanya ditujukan pada kaum tertentu, tapi berfilsafat adalah sebuah kegiatan yang jelas akan dilakukan oleh setiap manusia.
Daftar Pustaka
Surajiyo, Ilmu Filsafat: Suatu Pengantar, Bumi Aksara: Jakarta: 2005
Kamaluddin, Undang Ahmad, Filsafat Manusia: Sebuah Perbandingan Antara Islam dan Barat, Pustaka Setia: Bandung: 2012 SUMBER KLIK DISINI