Sabtu, 31 Oktober 2015

Wakil Bupati Deiyai,Agus Pigome, 2 Tahun Merubah "Wajah Debey"

Wajah Debey, dulu dan sekarang, telah berubah, perubahan terjadi karena pembangunan, proses menuju perubahan tidak mudah, pembangunan juga tidak  seperti yang kita bayangkan,  namun apa yang terjadi di daerah Debey, wilayah yang perbatasan dengan Kabupaten Dogiyai ini, tidak seperti dulu, dimana daerah itu terisolir dari semua aspek, namun daerah Debey, Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deiyai, kini telah berubah, ada siapa dibalik perubahan itu..?
Agustinus Pigome S.AG, sejak dilantik menjadi Wakil Bupati Deiyai, tidak tinggal diam, Dia melakukan banyak perubahan, Wilayah Deiyai umumnya dan khususnya  Daerah Debey, kita bisa ketahui, selama dua tahun, daerah Debey yang  sebelumnya terisolasi dengan hutan, sekarang mulai tampak seperti kota,

Wajah Debey  berubah menjadi wajah kota" melalui Agustinus Pigome, Putra asal Debey dengan slogan "Gerakan Anak Debey Membangun" langsung tancap gas, dia melakukan penataan pembangunan berupa sarana dan prasarana (infrastruktur) dasar pembangunan di daerah tersebut,
belum lama, media ini melakukan pantauwan langsung di 6 kampung kampung wilaya Debey, terlihat perubahan dimana, jalan dan jembatan serta  rumah masyarakat seperti pemukiman dibangun disana, selain itu,  Tempat Ibadah  dan Gedung Sekolah juga sedang dibangun secara bertahap, sebagaimana dijelaskan dibawah ini,
sejumlah pembangunan yang tengah dibangun diantaranya, jalan yang menghubungkan antara "kebodagi ke Digibagata, jalan ini sangat strategis untuk  memudahkan masyarakat Tadouto, Digibagata, Ipitigi, Egeuwo untuk akses pelayan kesehatan di Puskesmas Kebodagi,
sementara itu, jalan dari kampung Digibata menuju Mugubopa dan Wagomani ke kampung Demago serta jalan pintas lain yang menguhubungkan antar kampung termasuk jalan keliling wilayah Debey akan tuntas dua tahan kedepan, Jelas Agustinus Pigome, kepada media ini, Sabtu 11 oktober 2015 di wakeitei, ibu kota kabupaten Deiyai,
pembangunan untuk  jembatan, ungkap Wabup Deiyai.  kali Debey dan kali Dauwo, tengah dikerjakan, sedangkan  kali lain yang ada di daerah debey akan dibuat jembatan dengan satu type yang sudah dirancang,
dikabarkan, 10 rumah bantuan pemdah Deiyai, tengah dikerjakan, menurut  Pigome, rumah yang sedang dibangun, diperuntungkan bagi masyarakat Debey yang ditergolong miskin,
tidak hanya bidang lain,tempat ibadah juga menjadi beban pemerintah daerah, buktinya  Gereja Katholik St Yosep,Wagomani, paroki Diyai, Dekenat paniai, Keuskupan Timika,  kini gereja tersebut sedang direhab,
selain pembangunan Gereja,  gedung  SD Yppk Wagomani juga tengah dikerjakan, setelah selesai gedung sekolah, kata Pigome,  akan lanjut pembangunan rumah guru, namun semua pembanguna dilakukan secara bertahap,  
berikut ini,  foto yang diabadikan www.kabarpugay.blogspot.co.id, sebagai bukti, daerah Debey telah berubah bersama  Agustinus Pigome, S.AG dengan semangat "Gerakan Anak Debey Membangun"
"Jalan Alternatif dari Kebodagi ke Digibagata @Foto/KP"
Gedung SD YPPK dan Gereja Katolik Wagomani Paroki Diyai,Dekenat Paniai Keuskupan Timika @Foto/Kp 
"Jalan dari Digibagata ke Mugupa  tembus tembus di Dogiyai"



"Jalan dari Wagomani ke Kampung Demago @Foto/ KP"

Selasa, 27 Oktober 2015

Buku Mutiara Terpendam Papua di Luncurkan di Yogja


 Staf peneliti Didivisi Riset dan Data Center  for Religious dan Cross-cultural Studies (CRCS) di Universitas Gajah Madah, Budi Asyhari Afwan, terbitkan sebuah buku bertajuk “Mutiara Terpendam Papua, Potensi Kearifan Lokal untuk Perdamaian di Tanah Papua”
Buku setebal 86 halamn tersebut,diterbitkan oleh CRCS-UGM Yogja, pada bulan januari tahun 2015.jual di gramedia dengan harga Rp.25000, per buku dan dalam bentuk pdf bisa download disini,
Dalam kata pengantar, penulis buku mengulas spesifik  kajian tentang kekayaan budaya suku-suku bangsa papua, hal itu perluh diteliti,menurut dia, karena selama ini tanah papua hanya dilihat dari kaca mata politik dan sumber daya alamnya saja,  
Cover buku dan topik buku lebih jelas diekspos dalam http://crcs.ugm.ac.id, perlihatkan dua buah simbol kekayaan papua berupa “biji emas dan topi waiyo” yang dirajut dengan anggret dan mege atau duit tradisional papua.

Penulis: KabarPugay

Yeyabou Muyapa,Umur 102 Tahun, Masih Hidup

Seorang tetetua,namanya Yeyabou Muyapa, dia lahir di paniai, tahun 1915, hingga tahun 2015, umurnya 102 Tahun,dia masih bertahan hidup.

Foto yeyabou muyapa diabadikan Yohanes Giyai, selanjutnya foto tersebut diupload dalam facebook, Selasa 17 Maret 2015

Dalam keterangan foto tertulis “siapa mau umur panjang dimuka bumi, dia harus jaga kekudusan” Tulis Yaohanes Giyai,dalam foto yang di posting di forum_Deiyai_news itu,

Foto tersebut,menuai komentar dari sejumlah orang, salah sataunya, manfred Mote,dalam komentar mengatakan, paitua Yeyabou muyapa, ini teladan buat Suku Mee, bagimana sebenarnya hidup di dunia fana ini,sebelum menuju ke hidup yang abadi disurga,

Menurut Mote,manusia Mee diharapkan hidup kudus (Diyo Dou) atau memelihara kekudusan (yimubeu iyekodo madagai) Manusia harus jaga kekudusan, (Ena peu wegenai) agar panjang umur dibumi ini,kata dia,

Hidup benar dan percaya (Makodo Gai/Maa Egai) kepada Allah (Ugatame) yang adalah “KEBENARAN”hidup benar dan Percaya maksudnya, menusia harus punya prinsip-prinsip hidup yang tidak mudah diombang/ambingkan oleh gelora dunia yang kian digemparka,Kata dia,

Jika kita hidup benar dan punya prinsip benar dan percaya serta bedakan baik/buruk, di dunia yang fana ini, tentu saja, kita yang lain bisa seperti “Yeyabou Muyapa”yang mana saat ini,Tuhan beri dia umur panjang, Komentar manfred dalam foto itu,

Penulis :Kabar Pugay

Jumat, 23 Oktober 2015

Manusia bukan Sebuah "Pulau"

Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, sebagai mana manusia disebut  makhluk sosial. kita mau kerjakan sesuatu pasti membutuhkan orang lain. jadi kehidupana manusia saling melengakapi dan saling membutuhkan

Petani mau tanam padi butuh orang lain, nelayan dilaut untuk mendapatkan ikan tentu butuh bantuan orang lain, begitu juga peternak untuk mendapatkan daging,

Semua aspek di kehidupan kita, tidak luput dari bantuan orang lain. Bahkan untuk mati pun kita masih membutuhkan orang lain, Oleh karena itu, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain seperti sebuah pulau.

“Sebuah pulau hidup sendirian tanpa orang lain yang menunjang, mendukung, melengkapi dan merasakan hidup bersama orang lain merupakan hakikat hidup itu sendiri”

Lain dengan hakikat hidup dari makhluk hidup, semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman untuk melangsungkan hidupnya. Binatang bertahan hidup dengan cara berburu makanan yang tersedia di alam.

Demikian pula dengan tumbuhan dan manusia yang memerlukan makanan dan minuman untuk tumbuh dan berkembang dilingkungan dimana mereka berada,

Semua makhluk hidup  pasti mati jika tidak makan dan minum. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manusia memerlukan makanan dan minuman untuk bertahan hidup. (Yosep Badii,SE/ KP)

Rabu, 21 Oktober 2015

Bantu Mahasiswa,Umat Stasi Yinudoba, Gelar Aksi “Ebamukai”

Puluhan umat Katholik Stasi St. Emanul Yinudoba, Usai Ibadah, menggelar aksi Ebamukai, dihalaman Gereja, Kampung Yinudoba,Distrik Tigi Barat, Minggu (18/10/2016) siang,
Badan Pengurus Gereja, Yan Badii, mengatakan, Ebamukai dilakukan dengan tujuan sumbang dan secara sukarela untuk membantu mahasiswa bernama Frans Mote yang akan wisuda dari Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia (ASMI) jayapura akhir bulan Oktober.

“Ebamukai berlangsung selama dua jam, umat dari 4 kring secara giliran mengumpulkan 1 Juta rupiah, selanjutnya uang tersebut serahkan kepada orang tuanya, yulianus Mote”Jelas Yan Badii Kepada Media ini usai aksi ebamukai,

Dana yang kami berikan nilainya kecil, tapi itulah  kepedulian gereja di bidang pendidikan, harapan kami dengan bantuan ini, bisa mengurangi beban biaya selama proses wisuda nanti, kata Yan sambil menyerahkan uang itu,

Yulianus Mote, orang tua dari Frans Mote, menyambut baik aksi ebamukai yang dibuat pihak Gereja dan menyampaikan terimakasih atas bantuan yang diberikan  karena, telah meringankan biaya wisuda anak saya, kata Mote,  

Selain aksi ebamukai dari gereja, hari yang sama juga, keluarga besar apikopa dan yamekopa marga Badii dari kampung Yukudey dan Agamani serta kampung lain di di pugay juga melakukan sumbangan yang sama,  

Pantauwan media ini, bantuan yang diberikan kepada Frans Mote datang dari  individu maupun kelompok yang ada, setelah dkumpulkan,mereka mulai hitung, uang sebesar 9 juta 9 ratus ribuh dikumpulkan dalam waktu yang tidak lama,

Ernes Badii, Ketua RT, Kampung Noko,  mengatakan, uang yang sudah terkumpul belum maksimal, apalagi biaya wisuda lebih dari itu, kami akan melakukan sumbangan satu kali, kata Ernes mengajak, 

(Penulis Yosep Badii/KP)

Selasa, 20 Oktober 2015

Dana Belum Akomodir, BKD Deiyai Tunda Sosialisasi UU ASN

Deiyai,Kabarpugay—Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Deiyai, belum melakukan sosialisasi Undang-undang No:5 Tahun 2015  yang mengatur  tentang Hak dan Kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil  pada setiap Satuan Kerja parangkat daerah (SKPD) di lingkungan Kabupaten Deiyai,

Kepalah Bidang Pengembangan Karir, BKD Kab Deiyai, Yosias Tekege S.SOS kepada media ini,Selasa (13/10/2015)  mengatakan, UU sudah diberlakukan sejak dua Tahun yang lalu, namun belum disosialisasikan  karena tidak akomodir Dana dalam APBD Tahun 2015,

“Anggaran untuk sosialisasi sudah kami usulkan  kepada Badan perencanaan pembangunan Daerah (Bappeda)  dan Dinas Pengelolahan Keuangan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Deiyai, Namun tidak akomodir, Jelas Tekege diruang kerjanya”


Bappeda dan DPKAD tidak akomodir usulan dari BKD , lalu  Sosisliasainya bagimana.? Nanti kepentingan pegawai menjadi korban, saya pikir UU tersebut  perlu diketahui  semua Aparatur Negara  baik CPNS,PNS,ASN karena UU itu berbicara mengenai hak dan kewajiban pegawai, Ungkap Tekege,

 Secara terpisah,Kepalah BKD Kabupaten Deiyai, Yanuarius Adii, mengaku, kecewa  karena tidak akomodir dana Sosialisasi, pada hal sudah usulkan dalam APBD Tahun 2015, ya..tahun ini kita tidak akan dilakukan sosialisasikan UU tersebut, katnya Kesal,

Tahun ini tidak jadi sosialisasi, kami akan upayakan tahun 2016, berharap semua pegawai baik di SKPD, Kantor dan Badan serta Distrik, mudah-mudahan bisa ikut sosialisai UU mengenai “hak dan keajiban PNS, Pangkat dan jabatan PNS,tahun depan” Tutur Adii, (Yosep Badii/KP)

Minggu, 11 Oktober 2015

Peran Mahasiswa Membangun "Bangsa"

Mahasiswa Papua  asal  MeePago yang tergabung dalam Ikatakan pelajar dan mahasiswa Kabupaten Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai (Ipmanapandodei) Kota Study Bandung, mengadakan diskusi dengan topik “Peran mahasiswa membangunan bangsa”Minggu,21/06/2015. di Asrama Ciloa, No 39, Kota Bandung, Jawa Barat.   
Diskusi  digelar kerjasama, Biro Pendidikan dan penalaran, Ipmanapandodei Bandung,  Ferry Tebai  dengan  Leonardus Magai. Sekretaris Jendral  Ikatan Mahasiswa Se-tanah papua (ImaSepa) kota Bandung,jawa Barat

Leonardus Magai, Sekjen ImaSepa, dalam diskusi mengatakan,  mari kita mengenal siapa diri kita?Dari mana kita datang.? Untuk apa kita kuliah? apa yang kita lakukan sekarang?ajak Magai kepada belasan mahasiswa yang hadir dalam diskusi”

“sebagai mahasiswa kita ketahui, dimana kelemahan, kekuatan dan peluang serta tantangan dalam belajar, tidak hanya mengejar ilmu pengetahuan dan juga tidak sekedar berlomba mengejar nilai semata,tapi belajar semua yang dianggap itu membangun kemampuan kita”

selain itu, Lanjut Magai, kita harus beradaptasi dengan lingkungan dimana kita berada sekarang, menyesuaikan diri dengan masyarakat sunda,kita datang dari papua hanya untuk menimbah ilmu pengetahuan,


ingat…!!! orang tua membiayai kuliah, mereka menanti  kita dengan satu harapan, setelah selesai kuliah harus membawah keahlian khusus, itu cukup untuk membaggakan orang tua,

keahlian yang kita bawa, nantinya menjadi nilai tawar dalam dunia kerja, enta di pemerintaan maupun perusahan, jelasnya Magai,

Leonardus Magai , Mahasiswa aktive di  universitas pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini, memaparkan,belajar tidak hanya didunia kampus saja, dimana saja,kapan saja, kita bisa belajar sesuai bidang yang kita  tekuni,

“dunia kerja saat ini,  tidak melihat kuantitas (jumlah) tapi lebih menilai kualitas (Kemampuan) itu  menjadi tolak ukur, apalagi kita diperhadapkan dengan satu istila “persaingan antar intelectual”,Kata Magai dihadapan puluhan peserta diskusi,

Sementara Itu, Biro Pendidikan dan penalaran, Ipmanapandodei, Bandung, Ferry Tebai, mengatakan,kita sebagai mahasiswa perlu ketahui  dinamika yang terjadi,  dimana mahasiswa dipengaruhi oleh  dunia modern, yaitu tekhnologi dan informasi yang berkembang pesat,

Mahasiswa mauanya yang instan-instan saja, lupah  belajar, lupah tugas utama kita, seharus mahasiswa belajar tentang kepemimpinan dalam organisasi, perkuat kemampuan bicara dipublik, meningkatkan kualitas menulis, tidak hanya mengejar nilai dan ilmu pengethuan saja,Tutur Ferry,

jika semua kita kuasai, suda cukup dijadikan bekal ketika kita pulang ke papua, sebagai nilai jual kualitas kita pada dunia kerja, ataupun menciptakan lapangan kerja,Jelas Ferry.

 maka sebagai mahasiswa,perlu bedakan mana yang penting dan tidak, mana yang prioritaskan, apakah kuliah atau terlibat dalam organisasi, hal itu dilakukan karena kebanyakan mahasiswa korbankan kuliah demi organisasi.

"Ya, untuk menjadi manusia yang berkualitas dan profesional, selain belajar di kampus, tidak terlepas dari organisasi, jadi alangkah bagusnya" 

kedua hal ini dijalankan bersamaan, tinggal kita pandai atur waktu, tutur magai, Kesimpulan dari Diskusi yang memakan waktu empat jam itu, sumber : Klik disini MethuCs