Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Oktober 2015

Yeyabou Muyapa,Umur 102 Tahun, Masih Hidup

Seorang tetetua,namanya Yeyabou Muyapa, dia lahir di paniai, tahun 1915, hingga tahun 2015, umurnya 102 Tahun,dia masih bertahan hidup.

Foto yeyabou muyapa diabadikan Yohanes Giyai, selanjutnya foto tersebut diupload dalam facebook, Selasa 17 Maret 2015

Dalam keterangan foto tertulis “siapa mau umur panjang dimuka bumi, dia harus jaga kekudusan” Tulis Yaohanes Giyai,dalam foto yang di posting di forum_Deiyai_news itu,

Foto tersebut,menuai komentar dari sejumlah orang, salah sataunya, manfred Mote,dalam komentar mengatakan, paitua Yeyabou muyapa, ini teladan buat Suku Mee, bagimana sebenarnya hidup di dunia fana ini,sebelum menuju ke hidup yang abadi disurga,

Menurut Mote,manusia Mee diharapkan hidup kudus (Diyo Dou) atau memelihara kekudusan (yimubeu iyekodo madagai) Manusia harus jaga kekudusan, (Ena peu wegenai) agar panjang umur dibumi ini,kata dia,

Hidup benar dan percaya (Makodo Gai/Maa Egai) kepada Allah (Ugatame) yang adalah “KEBENARAN”hidup benar dan Percaya maksudnya, menusia harus punya prinsip-prinsip hidup yang tidak mudah diombang/ambingkan oleh gelora dunia yang kian digemparka,Kata dia,

Jika kita hidup benar dan punya prinsip benar dan percaya serta bedakan baik/buruk, di dunia yang fana ini, tentu saja, kita yang lain bisa seperti “Yeyabou Muyapa”yang mana saat ini,Tuhan beri dia umur panjang, Komentar manfred dalam foto itu,

Penulis :Kabar Pugay

Rabu, 21 Oktober 2015

Bantu Mahasiswa,Umat Stasi Yinudoba, Gelar Aksi “Ebamukai”

Puluhan umat Katholik Stasi St. Emanul Yinudoba, Usai Ibadah, menggelar aksi Ebamukai, dihalaman Gereja, Kampung Yinudoba,Distrik Tigi Barat, Minggu (18/10/2016) siang,
Badan Pengurus Gereja, Yan Badii, mengatakan, Ebamukai dilakukan dengan tujuan sumbang dan secara sukarela untuk membantu mahasiswa bernama Frans Mote yang akan wisuda dari Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia (ASMI) jayapura akhir bulan Oktober.

“Ebamukai berlangsung selama dua jam, umat dari 4 kring secara giliran mengumpulkan 1 Juta rupiah, selanjutnya uang tersebut serahkan kepada orang tuanya, yulianus Mote”Jelas Yan Badii Kepada Media ini usai aksi ebamukai,

Dana yang kami berikan nilainya kecil, tapi itulah  kepedulian gereja di bidang pendidikan, harapan kami dengan bantuan ini, bisa mengurangi beban biaya selama proses wisuda nanti, kata Yan sambil menyerahkan uang itu,

Yulianus Mote, orang tua dari Frans Mote, menyambut baik aksi ebamukai yang dibuat pihak Gereja dan menyampaikan terimakasih atas bantuan yang diberikan  karena, telah meringankan biaya wisuda anak saya, kata Mote,  

Selain aksi ebamukai dari gereja, hari yang sama juga, keluarga besar apikopa dan yamekopa marga Badii dari kampung Yukudey dan Agamani serta kampung lain di di pugay juga melakukan sumbangan yang sama,  

Pantauwan media ini, bantuan yang diberikan kepada Frans Mote datang dari  individu maupun kelompok yang ada, setelah dkumpulkan,mereka mulai hitung, uang sebesar 9 juta 9 ratus ribuh dikumpulkan dalam waktu yang tidak lama,

Ernes Badii, Ketua RT, Kampung Noko,  mengatakan, uang yang sudah terkumpul belum maksimal, apalagi biaya wisuda lebih dari itu, kami akan melakukan sumbangan satu kali, kata Ernes mengajak, 

(Penulis Yosep Badii/KP)